Langsung ke konten utama

Laporan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan

Bagi kalian yang butuh referensi bagaimana menyusun sebuah laporan kegiatan, ini adalah salah satu referensi kedua saya, setelah sebelumnya saya sempat mengunggah contoh laporan kegiatan. Laporan kegiatan yang saya unggah ini berkaitan dengan dilaksanakannya Kuliah Kerja Lapangan di Pulau Dewata Bali pada April, 2018. Semoga apa yang saya unggah dapat bermanfaat.


LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN
BALI, 4-8APRIL 2018


KELOMPOK 9 KELAS 4 A
WINDA RAHMAWATI       16410012
SOFI LAILATU ROHMAH 16410017
SELMA EKA NOVITA        16410022
YHOGA PRATAMA            16410025







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2018 


 

LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN
BALI, 4-8APRIL 2018


Disusun dan diajukan oleh
KELOMPOK 9 KELAS 4 A
WINDA RAHMAWATI       16410012
SOFI LAILATU ROHMAH 16410017
SELMA EKA NOVITA        16410022
YHOGA PRATAMA            16410025




Telah disetujui dan disahkan pada tanggal 8 Mei 2018
Mengetahui,
Ketua Program Studi PBSI,                                                               DPL KKL,


Nanik Setyawati, S.S., M.Hum.                                             Mukhlis,S.Pd.,M.Pd.
NPP 997101150                                                                     NPP 087101213


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayat-Nya, sehingga proses penyusunan “Laporan Kuliah Kerja Lapangan di Bali dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam tetap dihaturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat serta pengikut-pengikut beliau yang setia.
Laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah yang wajib ditempuh pada semester IV di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas PGRI Semarang. Kuliah Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 4-8 April 2018 di Bali. Kuliah Kerja Lapangan diadakan dalam rangka memperluas cakrawala pengetahuan mahasiswa dalam suatu bidang ilmu baik, bahasa, sastra, seni atau budaya. Sehingga kami berharap, laporan ini dapat menjadi kontribusi positif bagi pengemban wawasan pembaca.
Penulis sadar bahwa yang telah penulis peroleh dan terselesaikan laporan ini tidak semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri, tetapi hasil dari kontribusi berbagai pihak.Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Bapak Dr. Muhdi, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas PGRI Semarang.
2.      Ibu Dra. Asropah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas PGRI Semarang.
3.      Ibu Nanik Setyawati, SS., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Semarang
4.      Bapak Mukhlis, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Lapangan dan dosen pengampu mata kuliah “Kuliah Kerja Lapangan”, Universitas PGRI Semarang.
5.      Bapak dan Ibu tour guide, UPGRI Tour and Travel dan PO Subur Jaya yang telah membantu dan membimbing selama kegiatan Kuliah Kerja Lapangan.
6.      Beserta teman-teman yang telah bekerjasama di lapangan selama melakukan observasi Kuliah Kerja Lapangan.
            Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan hikmah dari Allah SWT. Dalam pembuatan Laporan Kuliah Kerja Lapangan, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin mulai dari observasi sampai penyusunan. Namun, masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR ISI



 




DAFTAR LAMPIRAN







BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Pelaksanaan KKL

Salah satu program studi yang dinilai dapat menngembangkan wawasan, keterampilan, kecakapan dan kreativitas seorang mahasiswa untuk memasuki dunia kerja adalah dengan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan. Dimana setiap mahasiswa yang mengikuti Kuliah Kerja Lapangan dituntut harus mampu mengembangkan dirinya sendiri untuk bersosialisasi dan mempraktekan secara langsung ilmu yang sudah didapatkan dari bangku kuliah ke dunia kerja. Secara garis besar seperti yang kita lihat bahwa pendidikan yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian praktik dalam skala kecil dengan intensitas yang terbatas, agar dapat memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa tentunya perlu melakukan pelatihan kerja secara langsung di instansi atau lembaga - lembaga yang berkaitan dengan program studi yang ditempuh.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Universitas PGRI Semarang merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya bagi para mahasiwa pada program studi yang telah ditentukan. Selama kuliah hanya dilaksanakan satu kali saja, dan tentunya setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan serta membuat laporan Kuliah Kerja Lapangan. Selain pengalaman yang didapat sangat bermanfaat bagi para mahasiswa, Kuliah Kerja Lapangan itu sendiri mejadi tolak ukur bagi Universitas PGRI Semarang dalam melihat etos kerja yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Sesuai dengan tujuan Universitas PGRI Semarang, menjadi Universitas yang unggul dan berjati diri dalam mempersiapkan tenaga ahli dan terampil yang diharapkan dapat terjun langsung ke dunia indusri/kerja, maka dipadang sangat perlunya untuk melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan.
Besar kemungkinan dengan melalui program Kuliah Kerja Lapangan ini mahasiswa dapat memahami langsung struktur organisasi dalam sebuah manajemen, profesionalitas kerja, kedisiplinan dan masih banyak hal lainnya. Dengan banyaknya hal positif yang akan didapat maka penulis berkesempatan untuk melakukan Kuliah Kerja Lapangan di Pulau  Bali pada tanggal 4 sampai 8 April 2018 lalu.  Alasan penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Lapangan di Pulau Bali, tentunya penulis berharap mendapatkan ilmu secara langsung mengenai praktek kerja yang sesungguhnya khususya dalam ilmu bidang Sastra dan Seni. Sehingga penulis mendapatkan banyak pengalaman berharga yang bisa diambil dari lingkungan tempat Kuliah Kerja Lapangan di Pulau Bali.

B. Tujuan dan Manfaat KKL

1. Tujuan KKL

a.       Memeberikan pengalaman dan wawasan kepada mahasiswa mengenai kehidupan di masyarakat maupun dunia pendidikan,
b.      Mencetak seseorang yang berpendidikan serta memiliki kemampuan dan keterampilan professional di dunia pendidikan,
c.       Meningkatkan relevansi kerjasama antar perguruan tinggi dalam hal pendidikan,

2. Manfaat KKL
a.       Bagi Penulis
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini mejadi salah satu media pembelajaran untuk mengetahui kesesuaian antara teori yang telah didapatkan penulis di bangku kuliah dengan praktek di lapangan. Terlepas dari itu semua tentunya penulis mendapatkan pengetahuan dan pengembangan wawasan dalam melatih mental serta komunikasi untuk berinteraksi langsung di dunia kerja.

b.      Bagi Mahasiswa KKL UPGRIS
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini menjadi salah satu cara bentuk pengajaran supaya meningkatkan pengalaman kerja sama, kepemimpinan, dan kedisiplinan untuk menjalani pekerjaan kelak. Selain dari itu dapat dijadikan sebagai sarana dan penelitian yang sekiranya dapat dikembangkan oleh mahasiswa.

c.       Bagi Universitas PGRI Semarang
Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk informasi  atau sebagai referensi bagi pembaca, sekaligus sebagai acuan untuk bahan pembelajaran kedepan.

C. Objek Kuliah Kerja Lapangan
1.      IKIP PGRI Bali
2.      Monumen Bajra Sandhi
3.      Tari Kecak
4.      Joger

1.      Wisata Pura Luhur Tanah Lot
2.      Pusat Oleh-oleh Dewata
3.      Pasar Seni Sukowati
4.      Pantai Kuta
5.      Krisna
6.      Pantai Pandawa
7.      Pantai Jimbaran
8.      Bedugul

D. Sistematika Penulisan Laporan

Untuk memperoleh laporan kegiatan KKL dengan format seragam antara satu peserta dengan peserta yang lain, berikut disampaikan spesifikasi teknis penulisan laporan:
a.         Jenis huruf              : Times New Roman;
b.        Ukuran                    : 12;
c.         Spasi                       : 1,5 spasi;
d.        Ukuran kertas         : A4.

1.      Sampul Laporan
Adapun beberapa pokok yang harus ada dalam sampul laporan, meliputi:
a.         Logo Universitas PGRI Semarang;
b.        Judul laporan yaitu ”Laporan Kuliah Kerja Lapangan”;
c.         Tempat, tanggal, bulan, tahun pelaksanaan KKL;
d.        Identitas penyusun laporan; merupakan nama lengkap dan NPM dari masing-masing mahasiswa/kelompok yang menyusun laporan kegiatan KKL;
e.         Identitas Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas PGRI Semarang;
f.         Tahun pembuatan laporan Kegiatan KKL.

2.      Lembar Persetujuan
Adapun beberapa pokok yang harus ada dalam lembar persetujuan :
a.         Logo Universitas PGRI Semarang;
b.        Judul laporan yaitu ”Laporan Kuliah Kerja Lapangan”;
c.         Tempat, tanggal, bulan, tahun pelaksanaan KKL;
d.        Identitas penyusun laporan; merupakan nama lengkap dan NPM dari masing-masing mahasiswa/kelompok yang menyusun laporan kegiatan KKL;
e.         Tanggal pengesahan laporan;
f.         Jabatan, nama lengkap dan NPP.

3.      Kata Pengantar
4.      Daftar isi
5.      Daftar lampiran
6.      Bab I Pendahuluan
a.         Latar Belakang Kegiatan
b.        Tujuan Kuliah Kerja Lapangan
c.         Objek Kuliah Kerja Lapangan
d.        Sistematika Penulisan Laporan
7.      Bab II Laporan Kuliah Kerja Lapangan
a.         Kegiatan di Objek Studi
b.        Kegiatan di Objek Wisata
8.      Bab III Penutup
a.         Simpulan
b.        Saran
9.      Daftar Pustaka
10.  Lampiran





BAB II

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

 

A.     Kegiatan di Objek Studi

1.      IKIP PGRI Bali

kunjungan studi pertama kami di Bali adalah di IKIP PGRI Bali pada hari ke-3, Jumat, 06 April 2018. Kami berangkat dari hotel Quest pukul 07.30 WITA dan sekitar pukul 08.00 WITA kami telah sampai di sana.
Kedatangan kami di IKIP PGRI Bali disambut hangat oleh tuan rumah yang telah menanti kehadiran kami para rombongan mahasiswa KKL di depan pintu masuk kampus dengan senyum dan sapa hangat penuh rasa kekerabatan.
Kegiatan mahasiswa KKL di IKIP PGRI Bali adalah mendengarkan seminar yang bertempat di aula lantai dua kampus. Tema seminar yang diangkat adalah “Realitas Sastra sebagai Konkretisasi Ideologi”. Tak hanya mendengarkan, para mahasiswa KKL juga interaktif dengan melakukan sesi tanya jawab dengan para pemateri. Setelah sesi tanya jawab berlangsung, acara dilanjutkan dengan pengabadian moment (berfoto) bersama.
Kesan yang kami peroleh dari acara seminar adalah bertambahnya wawasan, pengetahuan dan ilmu para mahasiswa mengenai keterkaitan sastra dengan kehidupan nyata.

2.      Museum Braja Sandi

Museum Braja Sandi ini sering dikenal dengan istilah monumen perjuangan rakyat Bali. Kami tiba di Museum Braja Sandi pada hari ke-3 Jumat, 06 April 2018 setelah kunjungan ke IKIP PGRI Bali. Kunjungan ini bisa dibilang mendadak karena merupakan kunjungan pengganti dari batalnya kunjungan kami ke Bali TV. Kegitan mahasiswa KKL di sini adalah menganal lingkungan dan keadaan bangunan serta mengabadikan moment dengan melakukan sesi foto di musem tersebut.
Keadaan di Museum Braja Sandi adalah lingkungannya bersih serta hijau dikelilingi rumput dan pepohonan. Selain itu keadaan bangunan juga masih terjaga dengan baik dan kokoh dengan hiasan kolam air mancur di bagian depan.
Kesan yang kami dapatkan selama di museum Braja Sandi ini adalah  bertambahnya pengetahuan dan wawasan  mahasiswa KKL perihal warisan tempat-tempat bersejarah rakyat Bali.

3.      Tari Kecak

Kecak & Sanghyang Dance Stage Uma Dewi berada di Jalan Waribang nomor 21, Denpasar, Bali. Kunjungan Wisata Budaya di kecak & Sanghyang Dance Stage Uma Dewi dilaksanakan pada Jumat, 06 April 2018, pukul 18.00-19.30 WITA. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKL ketika kunjungan wisata budaya di Kecak & Sanghyang Dance Stage Uma Dewi adalah menyaksikan pertunjukan Tari Kecak, Tari Sanghyang Dedari, dan Tari Sanghyang Jaran.
Tari Kecak yang disaksikan mahasiswa KKL di Kecak & Sanghyang Dance Stage Uma Dewi menceritakan tentang kisah Ramayana yang dipentaskan melalui 5 babak. Tari Sanghyang Dedari merupakan jenis tarian ritual dengan kepercayaan fungsi religius untuk tetap menjaga keamanan dan kemakmuran desa. Tari ini diperuntukan untuk mengusir roh-roh jahat yang mengganggu penduduk desa dalam wujud wabah atau kematian. Sedangkan Tari Sanghyang Jaran merupakan tarian yang dilakukan oleh seorang laki-laki yang berjingkrak-jingkrak seperti tingkah laku seekor kuda. Penari tersebut menari di atas bara api yang terbuat dari sabut kelapa.
Kesan ketika menyaksikan pertunjukan Tari Kecak, Tari Sanghyang Dedari, dan Tari Sanghyang Jaran di Kecak & Sanghyang Dance Stage Uma Dewi yaitu kami merasa bangga karena dapat menyaksikan pertunjukan yang merupakan budaya warisan asli Indonesia, mersa terhibur kami juga merasa pengetahuan kami bertambah tentang berbagai macam jenis tari-tarian Indonesia yang belum kami ketahui sebelumnya, kami juga merasa beruntung karena dapat menyaksikan pertunjukan yang bisa jadi tidak ada ditempat lain, kami merasa puas dengan pertunjukan yang ada di Kecak & Sanghyang Dance Stage Uma Dewi.
Tidak ada kendala yang begitu serius ketika kami mahasiswa KKL melakukan kunjungan wisata di Kecak & Sanghyang Dance Stage Uma Dewi, karena semua berjalan lancar dan hanya ada beberapa kemacetan di jalan namun semua tidak mengurangi antusiasme mahasiswa KKL untuk menyaksikan pertunjukan di Kecak & Sanghyang Dance Stage Uma Dewi.

4.      Joger

Kunjungan wisata Studi yang terakhir dilaksanakan hari Sabtu, 07 April 2018 sekitar pukul 08.30-09.30 yang bertempat di kawasan Joger atau yang sering dikenal dengan istilah pabrik kata-kata.
Joger sendiri merupakan salah satu pusat perbelanjaan oleh-oleh khas bali yang menawarkan berbagai produk dengan hiasan kata-kata unik yang menjadi ciri khas oleh-oleh asal Bali ini. Produk yang ditawarkan di sini sangat beraneka ragam dimana diantaranya adalah kaos, tas, sandal, gantungan kunci, jam tangan, kalung, dan berbagai produk unggulan lainnya. Selain dapat berbelanja, kami juga memperoleh pengetahuan bahwa kata maupun kalimat yang sederhana dan unik dapat menjadi sebuah peluang bisnis yang menarik.
Dalam kunjungan di Joger ini tak ada kendala serius yang perlu dipermasalahkan, hanya saja dalam pelayanan pemberian stiker pada  konsumen untuk memasuki ruangan perlu ditambah petugas pelayan yang membantu agar antrian konsumen tidak terlalu panajang dan dapat segera terurai dengan  baik.

B.     Kegiatan di Objek Wisata

1.      Wisata Pura Luhur Tanah Lot

Wisata Pura Luhur Tanah Lot adalah destinasi wisata pertama yang kami kunjungi pada hari ke-2, Kamis, 05 April 2018. Kami tiba di objek wisata tersebut pada pukul 08.20 WITA. Setibanya di area parkir kami disambut dengan pemandangan deretan toko-toko yang menjual pernak-pernik kerajinan khas Bali dan aksesoris-aksesoris yang cantik. Di dalam area Tanah Lot terdapat pula penjual makanan dan minuman serta penyewaan toilet.
            Pura Luhur Tanah Lot sendiri merupakan salah satu ikon wisata di Pulau Dewata Bali. Pura Luhur Tanah Lot dibangun di dua tempat yang berbeda, yaitu di atas sebuah batu besar dan yang satunya berada di sebuah tebing yang menjorok ke lautan. Tebing tersebut berbentuk melengkung seperti sebuah jembatan yang menghubungkan pura dengan daratan.
Bli Wayan selaku tour guide kami menjelaskan bahwa berdasarkan kepercayaan yang ada di sana, Pura Luhur Tanah Lot merupakan  bagian dari Pura Kahyangan yang ditujukan untuk memuja dewa penjaga lautan. Legenda mengatakan bahwa pura ini dibangun oleh seorang Brahmana asal Jawa bernama Dahyang Nirartha pada abad ke-10. Diceritakan bahwa Dahyang Nirartha melakukan sebuah perjalanan suci dari Pulau Jawa ke Pulau Dewata untuk mengajarkan agama hindu. Sayangnya, kedatangnnya ke dusun ditentang oleh Bandesa Braben, penguasa dusun di Tanah Lot saat itu. Hingga akhirnya Dahyang Nirartha diusir dan Dahyang Nirartha menyanggupi untuk pergi, tetapi dengan kekuatannya, Dahyang Nirartha memindahkan bongkahan batu ke tengah pantai dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular untuk penjaga pura tersebut. Selain legenda, terdapat pula sebuah mitos yang diyakini apabila berkunjung ke Tanah Lot bersama kekasih, maka hubungan sepasang kekasih tersebut akan berakhir.
Banyak wisatawan yang mengagumi keinndahan Pura Luhur Tanah Lot, tak hanya wisatawan domestic, kami juga menemui banyak wisatawan mancanegara seperti wisatawan dari  Korea, Tiongkok, Australia, dan lain sebagainya. Kegiatan yang dilakukan oleh para wisatawan, termasuk rombongan KKL diantaranya adalah berfoto, jalan-jalan menikmati pemandangan, dan berbelanja. Rombongan KKL kami melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya pada pukul 09.30 WIB.

2.      Pusat Oleh-oleh Dewata

Setelah mengunjungi Pura Luhur Tanah Lot, rombongan kami tiba di Dewata  pada pukul 11.00 WITA untuk isama (istirahat, salat, makan) dan berbelanja. Dewata merupkan salah satu pusat oleh-oleh yang menjual berbagai pernak-pernik dan makanan khas Bali. Aktivitas peserta KKL yang di lakukan di tempat tersebut adalah makan siang, ibadah salat, dan berbelanja. Salah satu produk unggulan yang dijual di pusat oleh-oleh tersebut adalah pie susu khas Bali. Dewata sendiri merupakan bangunan yang terdiri atas dua lantai. Lantai satu menjual pernak-pernik, aksesorik, makanan khas Bali, sabun dan lulur. Sedangkan di lantai dua terdapat berbagai pilihan kain Bali, kaos, baju batik, topi pantai dan lain sebagainya.

3.      Pasar Seni Sukowati

            Setelah makan siang dan berbelanja di Dewata, kami melanjutkan perjalanan menuju Pasar Seni Sukowati. Selama perjalanan, kami disuguhi dengan pemandangan rumah-rumah adat Bali yang sangat unik degan tanah adat yang dimiliki setiap rumah sebagai tempat beribadah dan memuja dewa. Kami tiba di Pasar Seni Sukowati pada pukul 13.00 WITA. Pasar Seni Sukowati sendiri terdapat di Desa Sukowati Kabupaten Gianyar.
            Pasar Sukowati merupakan pasar yang menjual berbagai pakaian dan pernak-pernik khas Bali dengan harga yang murah. Mulai dari pakaian, kain Bali, lukisan, aksesoris, semuanya dapat ditawar dengan harga yang murah. Namun kembali lagi dengan kecakapan para pembeli untuk dapat menawar barang-barang yang hendak dibeli. Kegiatan yang dilakukan oleh rombongan KKL saat itu tak lain adalah berbelanja sebagai buah tangan ketika nanti kembali ke Semarang,

4.      Pantai Kuta

            Pantai Kuta memang tak diragukan lagi daya pikatnya bagi wisatawan domestik apalagi manca negara. Salah stau ikon pariwisata yang terkenal di Bali ini kemi kunjungi pada hari Kamis, 05 April 2018 sekitar pukul 16.30 WITA. Kami tiba di sebuah tempat parkir yang luas, kemudian melanjutkan perjalanan selama kurang dari 10 menit menuju pantai Kuta menggunakan sebuah angkutan umum berbentuk minibus yang bernama Komotra.
Pantai Kuta sendiri terletak di Kecamatan Kuta, Badung, Bali. Pantai ini memiliki pemandangan yang indah, hamparan pasir putih dan lautan biru dengan ombak yang sempurna untuk berselancar menjadi daya pikat tersendiri bagi para pengunjungnya, selain itu momen terbenamnya matahari juga salah satu keindahan alam yang ditunggu-tunggu oleh para wisatawan. Karena hal tersebut, Pantai Kuta memiliki julukan debagai Pantai Matahari Terbenam (Sunset Beach).
            Kegiatan yang kami lakukan selama di Pantai Kuta adalah menikmmati pemandangan dan berjalan-jalan, berfoto, dan sebagian dari kami khususnya mahasiswa dari progdi Bahasa Inggris melakukan beberapa kali wawancara dengan turis asing. Selain itu, kami juga melihat aktivitas wisatawan mancanegara yang beragam, diantaranya berfoto, berjemur, minum bir, duduk-duduk di sekitar pantai, berenang, dan berselancar.

5.      Krisna

            Setelah dari Pantai Kuta, kami melanjutkan perjalanan menuju Krisna, pusat oleh-oleh yang tak jauh lokasinya dari Pantai Kuta. Kami hanya menempuh perjalanan selama 30 menit dan tiba di Krisna pada pukul 18.30 untuk makan malam dan berbelanja. Barang belanjaan yang disediakan beragam sama seperti tempat-tempat belanja yang dikunjungi sebelumnya. Krisna menawarkan barang-barang khas Bali seperti kain Bali, sarung Bali, kaos kartun, baju pantai, tas, sepatu, pie susu, aksesoris, kopi Bali, kacang Bali, dan berbagai makanan khas Bali lainnya. Setelah dari Krisna, kami melanjutkan perjalanan menuju Hotel Ques sekitar pukul 19.30 WITA dan tiba di hotel pada pukul 20.40 WITA.

6.      Pantai Pandawa

Pada hari ke-3, tepatnya hari Jumat, 06 April 2018 sekitar pukul 14.00 WITA kami sampai di Pantai Pandawa setelah sebelumnya melakukan kunjungan ke IKIP PGRI Bali dan Museum Braja Sandi. Pantai tersebut  berlokasi di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Pantai Pandawa juga merupakan destinasi wisata populer di Pulau Bali, selama perjalanan saat memasuki area pantai kami disambut dengan pemandangan patung-patung pandawa beserta Dewi Kunti yang terukir indah di tebing-tebing memasuki area pantai.
Pantai Pandawa sendiri merupakan objek wisata yang baru beberapa tahun ini menjadi populer karena sebelumnya orang-orang hanya mengetahui Pantai Kuta dan Sanur saja. Namun keindahan alam yang telah dikelola dengan baik di Pantai Pandawa saat ini telah berhasil menjadikannya saingan dari Pantai Kuta. Pantai Pandawa yang sering dijuluki Secreat Beach ini memiliki hamparan pasir putih, lautan biru, ombak yang tenang, dan lingkungan yang bersih. Selain itu, ditawarkan juga berbagai kegiatan dan atraksi yang menarik, diantaranya adalah permainan speed boat, paralayang, tempat foto, ayunan di pinggir pantai, dan kegiatan menonton tari kecak.
Kegiatan yang kami lakukan selama di Pantai Pandawa adalah makan siang, menikmati pemandangan pantai, berfoto, duduk-duduk di sekitar pantai sambil berbincang, ada pula mahasiswa progdi Bahasa Inggris yang melakukan wawancara dengan turis asing, dan kegiatan ditutup dengan menonton tari kecak. Usai menonton tari kecak, kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Jimbaran.

7.      Pantai Jimbaran

            Pantai Jimbaran, salah satu objek wisata favorit di Bali yang berada wilayah Kabupaten Badung. Kami mengunjungi lokasi tersebut pada hari ke-3, Jumat, 06 April 2018 pada pukul 19.00 WITA. Setibanya di lokasi tersebut kami disambut dengan dekorasi indah beberapa meja makan yang membentang panjang, dengan hiasan balon-balon berwarna biru muda di setiap kursinya, terdapat sebuah panggung dan seorang penyanyi cantik beserta beberapa pemusik yang mengiringinya. Tak hanya pemandangan dekorasi yang indah, kami juga disuguhi dengan berbagai menu seafood untuk makan malam kami.
            Ada banyak kegiatan yang kami lakukan di malam terakhir kami di Pulau Bali, khususnya di Pantai Jimbaran. Berbagai kegiatan seperti makan malam bersama, ajang pensi antar kelas, dan berbagai penghargaan baik bagi mahasiswa maupun dosen selama mengikuti kegiatan KKL ini kami lakukan dengan antusias dan senang hingga larut malam. Acara yang dominan kami lakukan saat itu adalah bernyanyi dan berjoged bersama. Penghujung acara ditutup dengan pelepasan balon ke udara dan menyalakan kembang api yang indah menghiasi langit malam Pantai Jimbaran. Akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan menuju hotel pada pukul 23.00 WITA.

8.      Bedugul

Pada hari terakhir kami di Bali, Sabtu, 07 April 2018, kami mengunjungi danau yang terkenal keelokannya di di Pulau Dewata, yaitu Danau Bedugul. Kami tiba di lokasi tersebut sekitar pukul 12.00 WITA. Tak banyak yang kami lakukan di tempat tersebut karena kami hanya singgah untuk makan siang selama satu jam.
Aktivitas peserta KKL di Danau Bedugul adalah melakukan ibadah salat, makan siang, dan sebagian menyempatkan diri untuk berbelanja dan berfotodi pinggir danau. Untuk kendala selama perjalanan menuju danau bedugul, kami rasa tidak ada.

C.    Kesan dan Kendala Selama Pelaksanaan KKL.                                           

Selama pelaksanaan KKL, kami menyimpan kenangan dan kesan-kesan tersendiri. Kesan kami selama pelaksaan KKL adalah kami dapat lebih mensyukuri dan mengagumi kebesaran Tuhan, kami dapat mempererat kesolidan kami dalam berteman, kami dapat menambah wawasan kami akan budaya, terutama budaya Bali, dan kami dapat belajar bagaimana cara beretika dengan baik dimanapun tempatnya.
Kendala selama pelaksanaan KKL tidak terlalu banyak, kendala yang kami temuni diantaranya adalah keefisienan waktu terutama saat melangsungkan kegiatan seminar di IKIP PGRI Bali. Waktu seminar yang kami ikuti terkesan terburu-buru karena mengejar waktu kunjungan ke Bali TV. Hingga akhirnya karena suatu hal yang kurang kami ketahui, kunjungan ke Bali TV pun dibatalkan dan kunjungan diganti ke Museum Braja Sandi. Sebelumnya telah diperingatkan oleh pemandu wisata bahwa wanita yang sedang haid tidak diizinkan memasuki area lantai tiga museum tersebut, nsetelah tiba di Pantai Pandawa seorang mahasiswi dari bus 4 mengalami kesurupan, kami duga itu karena ia melanggar aturan di Museum Braja Sandi.



BAB III

PENUTUP


A.    Simpulan

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang telah kami laksanakan beserta informasi dan observasi yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa objek-objek yang kami kunjungi selama pelaksaaan KKL telah memberikan banyak ilmu bagi kami terutama tentang seni, budaya, bahasa, dan bisnis. Selain ilmu, hal lain yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah rekreasi dan keakraban antar teman.

B.     Saran

Saran yang dapat kami berikan dari kegitan KKL ini adalah sebagai berikut: (1). Biro tour yang dipilih, terutama supir bus lebih berhati-hati mengemudikan busnya. (2). Para peserta yang mengikuti kegiatan KKL alangkah baiknya menjaga sikap dan mematuhi peraturan yang ada. (3). Objek wisata yang dikunjungi bagi mahasiswa bahasa, alangkah lebih bagus lagi bila yang  dikunjungi adalah objek-objek yang kental dengan pengetahuan tentang bahasa. Semoga saran yang kami berikan dapat menjadi referensi untuk membenahi pelaksanaan KKL di tahun berikutnya. Sekian dan terima kasih.

C.     Daftar Pustaka

Tim Penyusun,2018.Panduan Kuliah Kerja Lapangan.Semarang:Universitas PGRI Semarang
Keraf,Gorys.2004.Komposisi:Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa.Flores:Nusa Indah

 




 LAMPIRAN

 

Gambar 1: IKIP PGRI Bali

        

 

Gambar 2: Museum Braja Sandi





 

Gambar 3: Tari Kecak





Gambar 4: Joger

Hasil gambar untuk joger pusat oleh oleh bali

Gambar 5: Wisata Pura Luhur Tanah Lot

  

 



Gambar 6: Pusat Oleh-oleh Dewata

Gambar 7: Pasar Seni Sukowati

Gambar 8: Pantai Kuta

  

Gambar 9: Krisna

Hasil gambar untuk krisna pusat oleh oleh baliHasil gambar untuk krisna pusat oleh oleh bali 

Gambar 10: Pantai Pandawa



Gambar 11: Pantai Jimbaran

 

Gambar 12: Bedugul

 

Gambar 13: Hotel Quest

Gambar 14: Bus Subur Jaya

Komentar

  1. Terimakasih Sharingnya, sangat bermanfaat,
    untuk pembahasan mengenai lampiran dalam laporan mungkin link berikut bisa menjadi tambahan referensi

    https://www.krishandsoftware.com/blog/1930/annex-dalam-laporan-keuangan/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Laporan Kegiatan

     Dalam lingkup sekolah, kuliah, ataupun dunia kerja, apa lagi dalam sebuah instansi tentunya anda pasti akan menemui dan mengikuti berbagai macam acara kegiatan yang bersifat formal. Salah satunya adalah sebuah acara seminar. Dan tak jarang pula anda harus dibebani untuk membuat sebuah laporan kegiatan yang rinci dan benar. Hal tersebut tentunya tak akan mudah bagi anda yang sebelumnya belum pernah membuat sebuah laporan kegiatan, mungkin anda akan merasa bingung dari mana anda harus mulai menyusun laporan anda, sedangkan date line waktu terus saja mengejar anda hingga menuju batas asa anda. Untuk itu pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi kembali dengan anda mengenai bagaimana cara membuat laporan kegiatan beserta contoh yang akan saya berikan sewaktu saya mengikuti sebuah acara bertemakan "Bulan Bahasa".        Biasanya di dalam laporan kegiatan ada beberapa bab yang berisi judul, pembukaan dan penjelasan inti dari acara yan...

KELAHIRAN SASTRA INDONESIA

KELAHIRAN SASTRA INDONESIA Dalam dunia sastra, selama ini kita hanya mengetahui dan menikmati beberapa karya sastra dan satrawan-sastrawan yang popular dan sering kali kita dengar atau kita temukan pada pelajaran bahasa Indonesia di masa-masa berada di bangku sekolah dahulu. Contohnya saja nama-nama sastrawan popular seperti Chairil Anwar, WS. Rendra, Pramodya Ananta Thoer, Sapardi Djoko Damono, dll. Namun pernahkah terpikir di dalam benak kita sebuah pertanyaan mengenai kapan sebuah sastra terlahir? Lebih tepatnya lagi, kapankah kesusasastra Indonesia terlahir? Sebagai seseorang yang tertarik di bidang sastra ataupun sebagai seorang penikmat sastra atau bahkan sebagai seorang yang mendidikasihkan hidupnya di bidang sastra dan pendidikan bahasa dan sastra, hendaknya kita lebih bisa mengkritisi masalah-masalah kecil dan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang bisa saja timbul seperti ini dengan berpikir logis. Untuk itu mari kita cari tahu bagaiman dan kapan sastra Indonesia...