A. Mengidentifikasi Suasana, Tema dan Makna dalam Puisi
Anda pasti
pernah mendengar sebuah pembacaan puisi, Anda juga pasti pernah membaca sebuah
puisi. Bagaimana kesan Anda ketika membaca maupun mendengar pembacaan puisi?
Tentu sebagai pendengar, Anda tidak hanya mendengarkan saja, namun Anda juga
mengidentifikasi unsur pada puisi tersebut.
Makna pada puisi
menjadi hal yang penting, seindah apa pun sebuah puisi dirangkai dengan
kata-kata yang dibuat penulisnya, puisi tersebut akan menjadi tidak berarti
jika tidak ada makna atau pesan yang disampaikan. Pada pembelajaran di bab ini,
Anda akan memahami hal-hal penting berkaitan dengan pesan yang ingin
daisampaikan oleh penyair, terutama berkaitan dengan suasana, tema, dan makna
dalam puisi.
Menentukan Suasana dalam Puisi
Pernahkan Anda
membaca sebuah puisi yang membuat perasaan Anda tersentuh, terenyuh dan
menyimpan kesan mendalam? Misalnya saja sebuah puisi romantis yang membuat
hatimu berbunga-bunga, sebuah puisi perjuangan yang membangkitkan rasa
nasionalisme dalam jiwamu, atau sebuah puisi religi yang mengingatkanmu akan
kuasa Tuhan.
Itulah yang
disebut dengan suasana, yakni keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Dapat
dikatakan pula bahwa sauna merupakan dampak psikologis yang ditimbulkan puisi
terhadap pembacanya.
Menemukan Tema Puisi
Tema merupakan
gagasan pokok yang dituangkan oleh penyair dalam bait-bait puisinya. Tema
berasal dari berbagai masalah/peristiwa di sekitar kehidupan penyair. Tema
adalah langkah dasar penyair dalam menyusun puisinya. Tema puisi menjadi inti
dari makna atau pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Tema juga
sangat menentukan pilihan kata yang akan
digunakan oleh penyair.
Menemukan Makna Puisi
Makna puisi
adalah isi yang tersirat dalam puisi. Untuk menemukan isi puisi, Anda harus
membaca puisi dengan saksama dan memahami simbol atau lambang dari puisi.
B. Mendemonstrasikan Puisi
Mendemonstrasikan atau mendeklamasikan puisi di
atas panggung tentu sudah menjadi hal yang biasa kalian lihat. Seorang pembaca
puisi yang bagus mampu menjiwai puisi yang dibacakan dengan baik. Hal ini akan
membuat pendengar bisa merasakan suasana puisi dan mampu menangkap makna puisi
tersebut.
Hal itu akan tercapai ketika pembaca puisi tidak
hanya mengandalkan permainan vokal tetapi juga memperhatikan ekspresi,
intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi. Pada bagian ini kamu akan
belajar membacakan puisi dengan memperhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi
yang baik.
Membacakan Puisi
Beberapa hal
yang harus dipahami ketika akan membacakan puisi, yaitu:
- Rima dan irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun juga terlalu lambat.
- Artikulasi atau kejelasan suara, artinya suara kita dalam membaca puisi harus jelas, misalnya saja dalam mengucapkan huruf-huruf vokal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/.
- Ekspresi mimik wajah, artinya ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi puisi. Ketika puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimik wajah kitapun harus bisa menggambarkan isi puisi sedih tersebut.
- Mengatur pernapasan, artinya pernapasan harus diatur jangan tergesa-gesa. Sehingga tidak akan mengganggu ketika membaca puisi.
- Penampilan, artinya kepribadian atau sikap kita saat di panggung usahakan harus tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa, dan meyakinkan (tidak demam panggung).
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam
membaca puisi selain hal-hal di atas meliputi:
1.
Vokal
Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal adalah artikulasi (kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikan puisi sangat perlu. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar. Demikian pula dengan bunyi-bunyi konsonan.
Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal adalah artikulasi (kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikan puisi sangat perlu. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar. Demikian pula dengan bunyi-bunyi konsonan.
- Ekspresi
Ekspresi adalah pengungkapan atau proses menyatakan yang memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, dan perasaan. Ekspresi mimik atau perubahan raut muka harus ada, namun harus proporsional, sesuai dengan kebutuhan menampilkan gagasan puisi secara tepat. - Intonasi (tekanan
dinamik dan tekanan tempo)
Intonasi adalah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang dianggap penting) dan teknanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata).
Berikut ini
adalah teknik-teknik dalam membaca puisi:
- Membaca puisi dalam hati secara berulang-ulang.
- Memberikan ciri pada bagian-bagian tertentu, misalnya tanda jeda. Jeda pendek dengan tanda (/) dan jeda panjang dengan tanda (//). Penjedaan panjang diberikan pada frasa, sedang penjedaan panjang diberikan pada akhir klausa atau kalimat.
- Memahami suasana dan menghayati, tema, dan makna puisinya.
- Menghayati suasana, tema, dan makna puisi untuk meengekspresikan puisi yang kita baca.
C. Menganalisis Unsur Pembangun Puisi
Dalam materi sastra, selain ada unsur-unsur puisi,
masih ada materi lain yang serupa tapi tak sama, yaitu unsur
intrinsik-ekstrinsik cerpen seperti
yang telah Anda pelajari di Bab IV dan ada pula materi unsur
drama. Masing-masing memiliki kesamaan dan perbedaan unsur yang
membangunnya.
Unsur-unsur puisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fisik dan batin.
Unsur-unsur puisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fisik dan batin.
1. Struktur
Fisik Puisi
Struktur fisik
puisi adalah unsur pembangun puisi yang bersifat fisik atau nampak dalam bentuk
susunan kata-katanya. Struktur fisik puisi terdiri dari beberapa macam, yaitu:
(1) Perwajahan
puisi (tipografi),
yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi
kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat
menentukan pemaknaan terhadap puisi.
(2) Diksi, yaitu
pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi
adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak
hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan
kata.
(3) Imaji, yaitu kata
atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh
(imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat,
medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
(4) Kata
kongkret,
yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya
imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata
kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan
kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi,
kehidupan, dll.
(5) Bahasa
figuratif,
yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan
konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis,
artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif disebut
juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile,
personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,
pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,
totem pro parte, hingga paradoks.
(6) Verifikasi, yaitu
menyangkut rima, ritme, dan metrum.
- Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
1.
Onomatope
adalah kata tiruan bunyi, msl "kokok" merupakan tiruan bunyi ayam,
"cicit" merupakan tiruan bunyi tikus.
2.
Bentuk
intern pola bunyi yang terdiri dari aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi
(kata), dan sebagainya.
3.
Pengulangan
kata/ungkapan.
- Ritma (ritme; irama) adalah alunan yg terjadi krn perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dl arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada; ritme
- Metrum adalah ukuran irama yg ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku kata dl setiap baris; pergantian naik turun suara secara teratur, dng pembagian suku kata yg ditentukan oleh golongan sintaksis
2. Struktur
Batin Puisi
Struktur batin
puisi adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan
kata-katanya. Struktur batin puisi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
(1) Tema/makna
(sense)
Tema adalah
pokok pikiran; dasar cerita (yg dipercakapkan, dipakai sbg dasar mengarang,
menggubah/mengarang sajak, dsb). Media puisi adalah bahasa. Maka puisi harus
bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2) Rasa
(feeling)
Rasa yaitu sikap
penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan
tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi
penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas
sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis,
dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi
suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima,
gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada
wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar
belakang sosiologis dan psikologisnya.
(3) Nada (tone)
Nada yaitu sikap
penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.
Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama
dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada
pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
(4) Amanat/tujuan/maksud (itention)
Amanat adalah
gagasan yg mendasari karya sastra; pesan yg ingin disampaikan pengarang kpd
pembaca atau pendengar. Sadar ataupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair
menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi,
maupun dapat ditemui dalam puisinya.
D. Menulis Puisi
Pada
bab ini, Anda harus mampu mendemonstrasikan penulisan puisi dengan memerhatikan
unsur-unsur pembangunnya. Salah satu sumber inspirasi paling mudah untuk
menulis puisi adalah pengalaman pribadi. Apabila penyair memiliki ide dan
inspirasi menulis puisi dari pengalaman religiusnya, maka puisi karyanya akan
menjadi puisi yang bertemakan religi atau ketuhanan. Sama halnya apabila
penyair sedang jatuh cinta maupun patah hati maka akan tercipta sebuah puisi
bertema romansa. Berikut ini adalah contoh puisi yang ditulis berdasarkan
pengalaman pribadi penyairnya.
Kesempatan
(Dokumen
pribadi)
Tuhan adalah Esa
Pilihan kita
yang kebetulan saja berbeda
Dan berakhir
pada punggung kita yang saling berhadapan
Namu saling
menjauh
Bukan untuk
saling bersandar
Aku tahu
Bahkan kita pun
tahu
Tapi keadaan
membuat kita tetap bungkam
Hingga kini
Waktu tak memberi
kita kesempatan
Bahkan untuk sekedar
berbalik dan saling menatap dari kejauhan
Puisi
tersebut mengungkapkan pengalaman pribadi penyairnya bertemakan romansa cinta
yang tak dapat bersatu karena suatu sebab. Selain dari pengalaman pribadi,
puisi juga dapat dibuat berdasarkan berdasarkan apa yang dibaca dan didengar.
Latihan Soal
Bacalah puisi berikut ini untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah disebiakan!
Hang Jagad Raya
(dokumentasi pribadi)
Terbuka mata mendahului surya
Menyuara rasa syukur meraja
Nafas terlontar
Atas nikmat Sang Hang Jagad Raya
Dari terebah hingga tersandar
Dari tersandar hingga terjongkok
Dari terjongkok hingga berdiri
Dari berdiri hingga berjalan
Mengambil beningnya mutiara
Hingga berakhir sujud dan tunduk kepada-Nya
1.
Bagaimana
cara mengidentifikasi sebuah puisi?
2.
Sebutkan
unsur-unsur apa saja yang membangun sebuah puisi!
3.
Identifikasilah
suasana, tema dan makna pada puisi tersebut!
4.
Analisislah
puisi tersebut menggunakan struktur fisik puisi!
5.
Analisislah
puisi tersebut dengan menggunakan struktur batin puisi!
6.
Buat
dan demonstrasikanlah sebuah puisi berdasarkan pengalaman pribadimu!
Daftar
Pustaka
Suherli,dkk.2016.Bahasa
Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Edisi Rev. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
ijin ngopy ya bu, untuk bahan ajar. terima kasih
BalasHapuskami menyediakan jasa pembuatan HURUF TIMBUL untuk membuat nama atau brand:
BalasHapus*Restoran
*perusahaan
*kantor
*sekolah
*salon
*bank dan masih banyak lagi kegunaannya
bahan yang kita gunakan yaitu:
-Stenlis
-Akrilik
-Galnavil
-Kuningan
untuk harga nya mulai dari 20 - 40rb/ cm
harga dapat menyesuaikan dari banyaknya huruf, disain huruf dan bahan yang akan di gunakan.
selain itu kami juga menyediakan jasa pembuatan TOTEM DAN NEON BOX untuk PLN, SPBU, RUMAH SAKIT,BANK, STASIUN, DLL
jasa layanan kami dapat di gunakan di seluruh daerah di Indonesia.
untuk informasi lebih lanjut, anda dapat hubungi kami di :
Tlp: 081996000567
Wa : 081977000899
office : Cv. Bahagia Sukses makmur
Alamat : Taman Ubud Cendana 1 no.19 Lippo Village
#HURUFTIMBULSTENLIS #HURUFTIMBULAKRILIK #HURUFTIMBULGALVANIL #HURUFTIMBULKUNINGAN #NEONBOX #TOTEMPLN #TOTEMSPBU https://id.pinterest.com/jasahuruftimbuli/
https://jasahuruftimbulindonesia.wordpress.com/
https://jasahuruftimbulindonesia.blogspot.com/
https://twitter.com/jasahuruftimbu1
https://www.instagram.com/jasahuruftimbulindonesia/
https://huruftimbuljakarta14.blogspot.com/