Membaca
Teknik?
Kembali
lagi dengan tugas membaca teknik dan pemahaman. Apa sih memangnya membaca
teknik itu? Kenapa ada embel-embel pemahaman pula di belakangnya? Kalau
berbicara tentang membaca sih, jujur saja saya kurang begitu tertarik. Tapi
setidaknya itu lebih baik daripada harus berbicara. Setidaknya dengan membaca,
saya bisa mengetahui informasi dan yang paling menyenangkan adalah saya bisa
berimajinasi. Seperti halnya saat sedang membaca novel, itu bisa membuat saya
berdelusi seakan-akan sayalah yang menjadi pemain utama dan sutradaranya, dan
itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Sayangnya yang mengganggu kesenangan
itu adalah rasa malas yang entah datangnya dari bisikan setan sebelah mana. Alasan
konyol itu memang terdengar bodoh, klasik, dan basi, tapi itu adalah kejujuran
yang memang tak perlu ditutup-tutupi. Pada kenyataannya memang hal yang paling
sering menghambat perkembangan seseorang adalah rasa malas, bahkan ada istilah
yang menyebutkan bahwa sebenarnya tidak
ada orang bodoh di dunia ini, yang ada
adalah orang yang malas. Tentunya itu bukanlah suatu kebanggaan, namun
sering sekali orang menyadari kemalasannya dan usahanya melawan tetap saja
gagal. Mungkin memang tekatnya memusuhi kemalasan itu kurang besar, tapi mau
bagaimana lagi, itu memang harus dilawan sampai titik penghabisan.
Di
bawah ini akan saya sebutkan beberapa pengertian dari membaca:
1.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca adalah melihat serta memahami isi dari
apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati.
2.
membaca
merupakan langkah awal untuk memahami suatu tulisan. Membaca tidak sekedar
mengeja tulisan, tetapi juga menyerap pengertian ke alam pikiran pembaca.
(Surono,dkk ; Berdasarkan Buku Bahaa Indonesia untuk Perguruan Tinggi)
3.
Membaca
yaitu suatu proses yang membangun pemahaman sari bacaan (teks) yang tertulis. (
Mr. Smith; Buku: Mr. Ginting; 2005)
Tak mau kalah dengan pendapat-pendapat di atas, saya
juga memiliki pendapat saya sendiri mengenai apa itu membaca teknik dan
pemahaman. Menurut saya pribadi, membaca itu sama halnya seperti menulis yang
mengalir seperti air. Dimana saat kita melakukannya, maka semuanya akan
mengalir begitu saja. Dalam hal ini, yang saya maksud dengan mengalir begitu
saja adalah kebiasaan yang timbul, pemahaman dan imajinasi setelah kita mulai
membaca.
Kembali lagi saya akan berbicara tentang menulis, jangan
salah sangka dahulu. Hal ini juga tidak akan jauh berkaitan dengan membaca dan
pemahaman. Justru menulis adalah salah satu keuntungan yang bisa didapatkan
dari usaha kita membaca. Dengan membaca, wawasan kita mengenai cara-cara
menulis dan berekspresi pun terasah. Dimulai dari membaca, kemudian kita
memperoleh pemahaman, setelah itu kita kita dapat mengembangkan kemampuan menuliskan
sesutau. Jelas bahwa semua itu saling berkaitan dan menghasilkan sesuatu yang
menguntungkan.
Jujur saja, setelah menerima mata kuliah membaca
teknik dan pemahaman, saya mulai melatih diri saya untuk menyukai membaca dan
menyimak sesuatu, dimulai dari hal-hal kecil tentunya. Seperti halnya membaca
dan menyimak berita dari internet, membaca beberapa buku yang masih sedikit
tentunya, dan membaca puisi-puisi yang diunggah di youtube. Nah yang satu ini, juga menyenangkan, Seperti
halnya apa yang diunggah oleh akun Khairul Leon dan Ryan Hidayat di akun
Youtube miliknya, saya bisa mendengarkan sambil membaca puisinya, kemuadian
menyimak dan ikut menyuarakannya. Dan pada akhirnya, saya jadi ikut-ikutan
menuliskan sesuatu dari inspirasi yang disampaikan. Memang tidak sepenuhnya
hanya terfokus pada membaca, tapi setidaknya itu cukup bisa melatih saya
menyukai membaca.
Awalnya memang membosankan saat dosen saya selalu
berbicara tentang tentang membaca dan selalu memberi tugas itu-itu saja.
Menunjukkan karya-karyanya dan meminta kami membacanya, memerintahkan kami
menulis sebuah esai seperti sekarang ini yang saya kerjakan, tanpa saya tahu
maksud sebenarnya. Awalnya saya pikir dosen ini hanya menyombongkan karyanya,
namun perlahan saya paham maksudnya, saya tahu bahwa tujuannya adalah
memotivasi saya dan teman-teman saya untuk dapat menjadi sebuah pencipta karya,
bukan hanya sekedar penikmatnya saja.
Terkadang terasa canggung dan menegangkan dengan
situasi serius yang tercipta di dalam kelas, caranya membawakan materi yang
entah apa lagi materinya selain membaca, memahami, dan membuat esai yang terasa
serius. Terlalu banyak suasana seperti “kriiik” di dalam kelas, dan kegaduhan
yang tiba-tiba muncul dari beberapa mahasiswanya, membuat ia kerap menyulut
emosi di sela-sela penat dan asanya, dan kejadian itu pun membuat suasana
menjadi semakin lebih “kriiik” lagi. Itu memang tearas tidak nyaman, tentu saja
bukan salah sang dosen itu, namun saya sendiri juga menyadari bahwa suasana itu
tercipta dari kesalahan kami sebagai mahasiswanya yang kriik saat dimintai
pendapat dan gaduh dalam seketika. Ya, sebenarnya ada baiknya bila kita saling
mengoreksi diri sendiri dari pada saling melempar komentar yang belum tentu
bisa saling diterima. Saya rasa cukup sekian yang dapat saya sampaikan mengenai
membaca teknik dan pemahaman menurut diri saya dan pengalaman saya. Terima
kasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya, semoga kita semua
dapat menjadi pembaca yang baik kedepannya.
Komentar
Posting Komentar